Monday 7 September 2015

sering DISINGGUNG SOAL Ide MENIKAH Ketika KUMPUL KELUARGA Kamu NGGAK SENDIRIAN

sering DISINGGUNG SOAL Ide MENIKAH Ketika KUMPUL KELUARGA Kamu NGGAK SENDIRIAN

cream wajah

Waktu LLebaran ada sekian tidak sedikit aspek yang nggak mungkin dihindari, sejak mulai sejak dari makanan cream wajah berlemak, kue-kue kering yang menggoda, minuman manis, obrolan seru bareng keluarga dan sejumlah pertanyaan ‘kejutan’ yang rata rata dilontarkan anggota keluarga lain.
Yang terakhir tadi, apakah lebih tidak jarang kamu alami disaat acara kumpul keluarga di gelar,? Well, kamu nggak sendirian, kok!
 Pertanyaan ‘kejutan’ tadi umumnya dilontarkan sesaat setelah kamu bertegur sapa atau bersalaman.
Yang melontarkan dapat siapa saja, sejak mulai dari saudara tertua yang terbilang dekat atau malah jauh.
 Ada sekian tidak sedikit pertanyaan yg(seolah) wajib dijawab sejak mulai sejak dari “Kapan menikah?,” utk yang masih single, “Kapan kasih adik buat Si Kakak?,” bagi yang telah menikah, dan sebagainya.
 Bagi beberapa orang, acara kumpul keluarga menjadi beban tersendiri sebab harus mempersiapkan jawaban yang serasi.
Tepat dalam artian nggak memberikan celah untuk pertanyaan berikutnya sehingga obrolan sensitif tadi nggak memanjang.
 Susan, satu orang editor surat berita misalnya, beliau mengaku selalu disinggung soal pernikahan.
 Maklum dia dan Sang pacar sudah empat th menjalin jalinan namun belum siap melaju ke jenjang berikutnya.
“Paling risih apabila disindir begini, ‘Nggak bosan pacaran?’ atau ‘Segeralah menikah dikarenakan menikah itu ibadah’.
Duh, orang benar-benar lah enteng kasih nasihat kenyataannya menjalani pernikahan itu, kan, nggak mudah,” ungkap Susan.
“Kalau memang belum siap kenapa harus dipaksa.
 Toh, menikah buat bahagia bukan sengsara,” tambahnya.
 Beruntung Susan mengaku jikalau dirinya kategori orang yang senang berdebat.
Jadi, apabila memang ada yang menyinggungnya, dirinya nggak ragu untuk menimpali. “Yang menikah saja mampu bosan lebih-lebih hanya pacaran, itu kebanyakan jadi jawaban andalan aku.
 Atau aku rata-rata suruh ia tanya sama Tuhan kapan jadwal aku menikah. Ha ha ha,” celetuknya sambil tertawa.
Tidak Hanya Susan, Icha, seorang promotion manager, serta tertimpa pertanyaan yang sama. Pertanyaan, ‘Jadi, kapan nih? Sudah lama kita nggak pakai seragam’ rata rata tak jarang disinggung diwaktu kumpul keluarga.
 Bedanya, dia miliki strategi sendiri buat menghindar. “Aku rata rata cepat pura-pura ambil barang di ruang lain atau nggak menunjuk sepupu yang pula nasibnya sama (belum menikah). Ha ha ha.
Jadi, bukan aku saja yang kena ‘getahnya’,” seru Icha.
 Sama halnya dengan Icha, Almira, jurnalis majalah, serta tak jarang disinggung soal pasangan.
‘Pacarnya, mana?’ seringkali jadi pembuka obrolan.
 Seolah hanya pertanyaan tadi yang mampu mencairkan suasana.
 Menurut Almira apabila pertanyaan tadi dilontarkan oleh om atau tante, barangkali akbar dirinya mengalihkan topik atau tersenyum manis.
Tapi, “Kalau ditanya sama eyang atau mbah, aku hanya bisa mengangguk saja. Ha ha ha,” tuturnya.
Ternyata, bukan hanya soal pernikahan atau pasangan yang tak jarang disinggung tetapi soal pekerjaan pun, lho! Devi, pekerja kantoran, merasa paling bosan jika disinggung soal pekerjaan.
 Pertanyaan standar yang biasa dikeluarkan adalah ‘Kerja di mana sekarang ini?’ atau ‘Kok, pindah kerja lagi?’.
Sanggup Menjadi kamu serta tak jarang berada di situasi membosankan ini? Nah, Devi punya jurus utk menjawab sekenanya dan segera menyibukkan diri ke dapur.
 Oh, ada satu pertanyaan lagi yang nggak mampu saja luput di telinga nih, yaitu soal tampilan.
Pernah dapat pertanyaan, “Wah, sekarang bertambah gemuk, ya?”. Ade, editor satu buah tabloid, yang telah mengalami perubahan bentuk badan usai menikah tak jarang sekali kena pertanyaan mengganggu tadi.
Bagaimana nggak bikin jengkel, permasalahannya bagi perempuan bentuk tubuh jadi aspek yang sensitif. Bukan begitu? Ade sendiri sudah mempersiapkan jawaban, “Nggak apa-apa gemuk yang penting bahagia!,” menurutnya.
Jikalau Ade terdengar sedikit kesal disindir soal tampilan tubuh, Puput, satu orang art director, justru tenang saja menanggapi.
“Yang paling standar jawab, ‘Kemarin sudah sempat turun tapi naik lagi’,” ungkapnya. Menurut Puput momen Lebaran nggak seharusnya jadi beban.
“Jangan jadikan pertanyaan-pertanyaan tadi itu mengganggu jalannya silaturahim.
Apabila silaturahmi berjalan baik, Insya Allah hal-hal baik dapat juga datang di hidup kita,” tambahnya dengan nada bijak.
 Yup, Kami setuju dgn pernyataan Puput.
 Apapun pertanyaan yang sampai di telinga kamu nanti, jangan sampai merusak esensi bersilaturahim ketika Lebaran, yaitu menjaga hubungan baik dengan kerabat.
 Selamat berkumpul keluarga!
Tak Jarang DISINGGUNG SOAL Rencana MENIKAH Saat KUMPUL KELUARGA Kamu NGGAK SENDIRIAN

Dikala LLebaran ada beberapa faktor yang nggak mungkin dihindari, sejak sejak mulai dari makanan berlemak, kue-kue kering yang menggoda, minuman manis, obrolan seru bareng keluarga dan sebanyak pertanyaan ‘kejutan’ yang rata rata dilontarkan anggota keluarga lain.
Yang terakhir tadi, apakah paling sering kamu alami saat acara kumpul keluarga di gelar,? Well, kamu nggak sendirian, kok!
 Pertanyaan ‘kejutan’ tadi rata-rata dilontarkan sesaat setelah kamu bertegur sapa atau bersalaman.
Yang melontarkan bakal siapa saja, sejak mulai sejak dari saudara tertua yang terbilang dekat atau malah jauh.
 Ada beberapa pertanyaan yg(seolah) wajib dijawab mulai sejak dari “Kapan menikah?,” buat yang tetap single, “Kapan kasih adik untuk Si Kakak?,” bagi yang telah menikah, & sebagainya.
 Bagi beberapa orang, acara kumpul keluarga menjadi beban tersendiri sebab harus mempersiapkan jawaban yang pas.
Cocok dalam artian nggak memberikan celah buat pertanyaan berikutnya sehingga obrolan sensitif tadi nggak memanjang.
 Susan, seorang editor surat kabar misalnya, dirinya mengaku selalu disinggung soal pernikahan.
 Maklum ia dan Sang Si Sayang sudah empat tahun menjalin jalinan namun belum siap melaju ke jenjang berikutnya.
“Paling risih jikalau disindir begini, ‘Nggak bosan pacaran?’ atau ‘Segeralah menikah sebab menikah itu ibadah’.
Duh, orang memang mudah kasih nasihat kenyataannya menjalani pernikahan itu, kan, nggak gampang,” ungkap Susan.
“Kalau memang lah lah belum siap kenapa harus dipaksa.
 Toh, menikah buat bahagia bukan sengsara,” tambahnya.
 Beruntung Susan mengaku kalau ia kategori orang yang menyukai berdebat.
Jadi, apabila benar-benar lah ada yang menyinggungnya, dia nggak ragu utk menimpali. “Yang menikah saja bisa bosan terlebih hanya pacaran, itu biasanya jadi jawaban andalan aku.
 Atau aku biasanya suruh dirinya tanya sama Tuhan kapan jadwal aku menikah. Ha ha ha,” celetuknya sambil tertawa.
tidak hanya Susan, Icha, satu orang promotion manager, pula tertimpa pertanyaan yang sama. Pertanyaan, ‘Jadi, kapan nih? Sudah lama kita nggak pakai seragam’ umumnya tak jarang disinggung disaat kumpul keluarga.
 Bedanya, ia punya strategi sendiri buat menghindar. “Aku biasanya cepat pura-pura ambil barang di ruangan lain atau nggak menunjuk sepupu yang juga nasibnya sama (belum menikah). Ha ha ha.
Jadi, bukan aku saja yang kena ‘getahnya’,” seru Icha.
 Sama halnya bersama Icha, Almira, jurnalis majalah, pun tak jarang disinggung soal pasangan.
‘Pacarnya, mana?’ sangat sering jadi pembuka obrolan.
 Seolah hanya pertanyaan tadi yang sanggup mencairkan suasana.
 Menurut Almira apabila pertanyaan tadi dilontarkan oleh om atau tante, dapat saja besar beliau mengalihkan topik atau tersenyum manis.
Tapi, “Kalau ditanya sama eyang atau mbah, aku hanya bakal mengangguk saja. Ha ha ha,” katanya.
Ternyata, bukan hanya soal pernikahan atau pasangan yang sering disinggung tapi soal pekerjaan pula, lho! Devi, pekerja kantoran, merasa paling bosan bila disinggung soal pekerjaan.
 Pertanyaan standar yang biasa dikeluarkan adalah ‘Kerja di mana disaat ini?’ atau ‘Kok, pindah kerja lagi?’.
Mungkin Saja kamu juga tak jarang berada di situasi membosankan ini? Nah, Devi punya jurus buat menjawab sekenanya dan cepat menyibukkan diri ke dapur.
 Oh, ada satu pertanyaan lagi yang nggak sanggup menjadi luput di telinga nih, yaitu soal tampilan.
Pernah mampu pertanyaan, “Wah, waktu ini bertambah gemuk, ya?”. Ade, editor satu buah tabloid, yang telah mengalami perubahan bentuk badan usai menikah sering sekali kena pertanyaan mengganggu tadi.
 Macam Mana nggak bikin jengkel, permasalahannya bagi perempuan bentuk tubuh jadi perihal yang sensitif. Bukan begitu? Ade sendiri sudah mempersiapkan jawaban, “Nggak apa-apa gemuk yang utama bahagia!,” tuturnya.
Kalau Ade terdengar sedikit kesal disindir soal tampilan tubuh, Puput, satu orang art director, justru kalem saja menanggapi.
“Yang paling standar jawab, ‘Kemarin sudah sempat turun namun naik lagi’,” ungkapnya. Menurut Puput momen Lebaran nggak harusnya jadi beban.
“Jangan jadikan pertanyaan-pertanyaan tadi itu mengganggu jalannya silaturahim.
Jika silaturahmi berlangsung baik, Insya Allah hal-hal baik sanggup juga datang di hidup kita,” tambahnya dgn nada bijak.
 Yup, Kami setuju dengan pendapat Puput.
cream wajah
 Apapun pertanyaan yang sampai di cream wajah telinga kamu nanti, jangan merusak esensi bersilaturahim diwaktu Lebaran, yakni menjaga jalinan baik dengan kerabat.
 Selamat berkumpul keluarga!

No comments:

Post a Comment

Blog Archive